Hari pertama entah tanggal berapa aku sudah lupa, aku turun dari mobil ku dan menuju ke lobby depan, melihat papan masuk kelas manakah aku. Berebut, Berdesak2an dengan yang lain. Beberapa di antara mereka sangat aku kenal. Namun sebagian nya lagi, aku bahkan tidak tahu siapa nama mereka. Tampang nya tidak ada yang familier. Aku sendiri merasa ragu-ragu bisa kah aku berteman dengan mereka semua? Bisakah aku menghafal nama mereka semua? Kalau dipikir, mereka akan bersama ku 3 tahun. Waktu yang sangat cukup untuk mengenal mereka semua. 1 tahun terlewati, kita mulai saling mengenal. Kita bermain bersama, belajar, bercanda, berbagi senang, atau kesal. Tangis atau tawa. Manis atau pahit--------ralat, ganti kata "atau" dengan kata "dan" , karena tidak dapat dipungkiri, kita saling membagi keduanya bersama-sama. Aku masih menunggu kapan aku menjadi seorang anak kelas 3, karena tidak ada yang suka untuk menjadi yang paling junior di suatu lingkungan. Aku membayangkan bentangan bulan selama 3 tahun; 36 bulan? 1095 hari? Aku HARUS menunggu selama itu? Tidak mungkin.Tahun kedua, kita lebih saling mengenal, dan mulai merasa dekat satu sama lain. Mulai terasa kita hampir melewati itu semua. Dan kita sudah menjadi senior, walaupun masih menjadi junior. Tidak sedikit yang kita lewati, dan hari-hari ku pun mulai berubah. Aku sudah terbiasa melihat mereka semua di pagi hari, setiap hari. Sehingga terasa aneh jika tidak ada wajah-wajah mereka semua. Wajah teman-temanku, sahabatku; keluargaku. Tahun ketiga, dan disitulah aku sadar sesuatu yang sangat jelas: Tidak ada tahun kedua lagi. Yang aku barusan lewati adalah 2 tahun terakhir ku bersama mereka, bukan tahun pertama atau kedua. Aku tidak akan dapat 2 tahun terakhir itu lagi. Dan sekarang, hanya tinggal setahun lagi aku bersama keluarga besarku ini. Entah bagaimana rasanya aku baru sadar ketika waktuku hanya tinggal setahun lagi. Bagaimana caranya aku dapat mempertahankan ini semua. Dan satu hal lagi, satu hal brengsek yang baru aku sadari di tahun terakhirku: Aku TAU mereka semua, tapi belum KENAL mereka semua. Kenapa aku baru bisa menikmati hidup di saat aku HARUS berpisah dengan mereka? Tidakkah ada yang bisa memutar ulang sekali saja? 58 anak? Lima puluh tujuh wajah yang akan sangat kurindukan, bagian dari hidupku, darah dagingku. Merekalah hari-hari normalku yang memang seharusnya ada. Sedih, pasti. Tapi satu hal senang yang sangat besar akan mereka: senangnya bisa bersama mereka 3 tahun. 3 tahun yang cepat. Sialan. Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku menghitung hari yang sangat panjang yang harus ku lewati, yang ternyata anugerah untukku. Yang mestinya dalam satu hari itu aku bisa kenal beberapa dari mereka, tapi hanya sebagian yang bisa ku kenal baik. 3 tahun untuk selamanya. 3 tahun nyata yang kini hanya akan bisa hidup di dalam ingatan ku. Bisakah aku mengulang lagi? Sekali saja. Tolong. Hari terakhir, wajah-wajah asing dulu, sekarang adalah wajah-wajah keluargaku. Dan harus berpisah lagi, dan menemui wajah-wajah asing lagi, memulai 3 tahun yang lain lagi.....dan merasa seperti ini lagi? Harusnya hidup memang seperti itu, tapi kenapa aku tidak mau? Akankah aku bertemu mereka lagi? Dan seandainya aku yang tidak bisa, maukah kalian--lima puluh tujuh anak--berada di sampingku, saat aku harus meninggalkan dunia nanti?
0 Barks:
Posting Komentar